Senin, 21 Februari 2011

dunia remaja

dunia remaja

Dunia Remaja adalah dunia terindah dalam hidup setiap insan, hendaknya jangan sia-siakan masa remajamu dengan hal-hal negatif. Sebab itu saya akan uraikan bagaimana dunia remaja yang indah itu buat kamu-kamu yang ingin berbagi dengan sesama remaja di tanah air kita. Saya sediakan forum sharing antar teman-teman remaja dan juga saya sediakan forum curhat bagi yang ingin membagi pengalaman masa remajanya bersama-sama….ok gay so pasti seru deh…
 tapi apakah remaja sekarang masi sama dengan remaja 10 tahun ke depan?????????

tentu kita semua bertanya tanya akan hal itu
bahkan di situs internet masih kurang pakar yang menyebutkan bagaimana perilaku remaja tahun 2020

saat ini saja perilaku remaja indonesia sudah sangat memprihatinkan dari segi pergaulan di antaranya
  • banyaknya tawuran antar remaja
  • pemerkosaan
  • kekerasan antar pelajar
  • bunuh diri
  • da banyak lagi lainnya
tentu kita sebai umat manusia prihatin akan hal itu......
oleh sebab itu sbagai orang tua kta harus tetap memperhatikan kegiatan sehari hari anak kita
kita harus memperhatikan sosialisasi diri pada anak anak kita

Sosialisasi diri yaitu proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai pemeran aktif dalam satu kedudukan atau peranan tertentu di masyarakatnya. Sosialisasi dapat juga diartikan sebagai pengalaman sosial sepanjang hidup yang memungkinkan seseorang mengembangkan potensi kemanusiaannya dan mempelajari pola-pola kebudayaan yang ada di lingkungannya.
Sosialisasi diri dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi sempurna dan sosialisasi tidak sempurna. Sosialisasi sempurna terjadi bilamana pelaku atau remaja bisa memilah dan memilih mana yang baik atau yang buruk baginya, baik tindakan yang salah maupun yang benar yang harus dilakukannya. Dengan begitu, remaja tersebut dapat berkembang dengan kondisi fisik dan psikis yang baik sesuai dengan usianya. Namun, sedikit sekali di era globalisasi ini kita temui remaja yang bekembang dengan baik dan sempurna seperti tersebut di atas.
Sosialisasi sempurna sangat banyak manfaatnya bagi perkembangan remaja. Misalnya, remaja tersebut memiliki banyak teman, sehingga banyak pengalaman pula yang akan ia dapatkan. Dengan memiliki banyak kemampuan untuk memilah baik buruknya tindakan yang ia temui dalam sosialisasi, maka ia dapat mengembangkan kepribadian yang baik. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan yang ia pilih untuk bersosialisasi pun merupakan lingkungan yang sehat dan baik.
Adanya sikap saling mengingatkan (care) antarsesamalah yang paling berpengaruh dalam terbentuknya kepribadian yang baik dalam sosialisasi ini. Selain itu, orang tua juga tidak akan resah terhadap sosialisasi yang dilakukan anaknya, karena mereka akan melihat sisi positif dari sosialisasi sang anak melalui sikapnya, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Bahkan, orang tua akan cenderung bangga dan mendukung tindakan-tindakan sang anak selanjutnya.
Sebaliknya, sosialisasi yang tidak sempurna akan terjadi pada remaja yang selalu menelan mentah-mentah apa yang ia temui dalam bersosialisasi. Ia tidak memedulikan akibat yang terjadi jika ia melakukan tindakan sesuai dengan usianya. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sudah bukan wacana baru lagi seorang remaja bertindak lebih dewasa dari yang seharusnya. Bahkan, merupakan suatu keharusan remaja saat ini bertindak jauh lebih dewasa.
Dampak sosialisasi ini sangat buruk bagi perkembangan remaja. Disam itu, juga sangat meresahkan orang tua dan masyarakat sekitar. Proses sosialisasi yang berjalan tidak sempurna ini dapat membentuk kepribadian yang menyimpang. Telah kita ketahui bersama bahwa remaja yang mencari identitas dirinya akan melakukan apa saja demi sesuatu yang belum ia ketahui. Rasa keingintahuan yang besar dan sikap yang selalu menelan mentah-mentah apa yang ia temui dalam bersosialisasi inilah yang membuat ia melakukan tindakan yang menyimpang.
Banyak sekali tindakan-tindakan yang diseabkan adanya sosialisasi yang tidak sempurna, antara lain terlibat tawuran dan pergaulan bebas. Pergaulan bebas yang semakn marak di kalangan remaja saat ini sangat meresahkan berbagai pihak. Hampir setiap hari kita dengar berbagai kasus tentang pergaulan remajayang semakin tidak bermoral di media massa. Bahkan free sex, minu-minuman keras dan keterlibatan dalam jaringan pemakai dan pengedar narkoba semakin menghantui masyarakat.
Mengatasi sosialisasi yang berjalan dengan tidak sempurna ini, dapat kita lakukan dengan berbagai cara, diantaranya yaitu tingginya peran keluarga sehingga seorang anak bisa mendapat perhatian dan dukungan moril yang besar dari keluarga. Dengan adanya hal tersebut, dimaksudkan sosialisasi anak akan lebih baik dan terarah, sehingga baik-buruk tindakan yang akan ia lakukan bisa dipikirkan secara masak. Karena ia tidak ingin membuat keluarganya kecewa akan apa yang ia lakukan.
Selain itu pendekatan diri pada Tuhan Yang Maha Esa juga sangat diperlukan. Hal ini dapat menjadikan remaja berpikir ulang untuk melakukan suatu tindakan yang buruk, karena ia tahu bahwa tindakan yang tidak benar atau menyimpang tersebut adalah dosa yang yang kelak harus ia pertanggung jawabkan. Pendekatan kepada Tuhan Yang Maha Esa ini seharusnya diajarkan oleh orang tua sejak dini. Sehingga dalam perkembangan menuju kedewasaannyam seorang anak sudah memiliki pegangan hidup, yakni tebalnya iman yang melekat pada dirinya.
Keselektifan dalam mencari teman juga memegang peranan yang sangat penting. Bagaimanapun juga, ketidaksempurnaan maupun kesempurnaan remaja dalam bersosialisasi sangat dipengaruhi oleh seorang teman. Baik buruknya teman kita, itulah yang menjadikan siapa kita nanti. Maka dari itu, kita harus benar-benar selektif dalam memilih siapa yang akan kita jadikan teman.
Melihat semakin parahnya penyimpangan perilaku remaja akibat dari sosialisasi yang tidak sempurna, kita sebagai warga masyarakat yang peduli terhadap perkembangan generasi muda, diharapkan lebih peka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Terutama yang berhubungan dengan sosialisasi yang akjan dilakukan remaja dan dampaknya tehadap perilaku.
Tidak lepas dari semua itu, peran otang tualah yang sangat penting. Semakin besarnya perhatian dan penanaman nilai-nilai yang diberikan orang tua terhadap perkembangan sang anak terutama dalam tahap sosialisasi, akan menjadikan sang anak memiliki kepribadian yang semakin baik pula.


Banyak orangtua mengaku mengalami kesulitan untuk menghadapi anaknya yang mempunyai sifat pemberontak, biasanya sifat ini dimulai saat si anak mulai menginjak remaja.
Apakah anak Anda termasuk tipikal remaja pemberontak, menentang jam Malam, atau bergaul dengan anak-anak yang tidak memiliki sikap yang baik? Bila iya, bagaimana seharusnya orangtua menghadapinya?
Semua orangtua tentu setuju, bahwa membesarkan dan mengasuh seorang anak yang mulai tumbuh remaja memang tidak mudah. Para orangtua kadang kala merasa kesulitan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang dialami remaja, baik secara fisik maupun psikis.
Oleh karena itu, orangtua perlu melakukan pendekatan yang tepat agar dapat mengerti dan memahami masalah anaknya. Jika tidak, hal ini akan menyebabkan banyak kesalahpahaman di antara orangtua dan anak.
Menurut Stuart Goldman MD, direktur pendidikan psikiatri di Children’s Hospital di Boston, Amerika Serikat, pada dasarnya remaja “terprogram” untuk selalu bertentangan dengan orangtua.
”Remaja adalah masa di mana terjadi perubahan yang cepat dari fase anak-anak, baik secara fisik maupun kognitif,” jelasnya.
”Saat itu adalah waktu yang tepat bagi anak remaja untuk ‘memecat’ orangtua mereka dan kemudian kembali mempekerjakannya beberapa tahun kemudian, tetapi sebagai konsultan bukan seorang manajer,” katanya seperti dikutip laman webmd.com.
Namun, bukan berarti Anda harus menerimanya begitu saja. Dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat memecahkan masalah perilaku remaja dengan cara yang relatif beradab. Salah satu perilaku buruk remaja adalah selalu membantah perkataan Anda dan sepertinya membenci Anda. Anda tentu kaget dengan perubahan perilaku ini.
Sebelumnya ketika masih kecil, sepertinya anak Anda bersikap manis seperti membujuk untuk menemaninya mengikuti acara darmawisata sekolah atau berbaring bersama di tempat tidur di waktu malam.
Ketika beranjak remaja, anak memperlakukan Anda seperti “sampah”, dengan selalu memotong ucapan Anda dan menganggap remeh saran yang Anda lancarkan. Tetapi jika Anda bisa pikirkan lebih lanjut, perilaku seperti itu sebenarnya telah tampak saat dia masih balita.
Seperti juga anak berusia dua tahun yang terus berteriak ”tidak!”, remaja biasanya selalu menganggap rendah orangtua.
”Hal ini sangat sulit bagi orangtua,” kata Nadine Kaslow PhD, seorang psikolog yang mengkhususkan diri pada permasalahan anak-anak dan keluarga di Universitas Emory, Atlanta, Amerika Serikat.
”Tetapi bagian dari masa remaja adalah memang tentang memisahkan diri dan individualistis. Dan anak-anak harus ‘menolak’ orangtua mereka untuk menemukan jati diri. Normal apabila remaja lebih fokus pada teman-teman mereka daripada keluarga sendiri,” tuturnya.
Lalu bagaimana solusi yang tepat? Banyak orang tua merasa sangat sakit hati oleh perlakuan remaja mereka. Namun, membalasnya juga dengan menyakiti mereka merupakan kesalahan yang fatal.
”Remaja tahu bahwa mereka masih membutuhkan orangtua meskipun mereka tidak dapat mengakuinya secara langsung,” kata Goldman. ”Turun-naik perlakuan remaja kepada orang tua merupakan salah satu perasaan yang ada dalam diri mereka secara internal,” ujar dia.
Sebagai orangtua, Anda harus tetap tenang dan berusaha menikmati masa-masa pemberontakan remaja, yang biasanya selesai saat dia menginjak usia 16 atau 17 tahun. Tetapi jangan juga membiarkan mereka berlaku buruk dan bersikap tidak sopan kepada Anda.
Ketika hal itu terjadi, Anda harus secara tegas menerapkan standar perilaku dasar. Salah satu solusi adalah pendekatan secara intensif kepada mereka, misalnya dengan mengatakan, ”Jika kamu tidak dapat mengatakan sesuatu yang menyenangkan, jangan mengatakan apa-apa”.
Dengan membiarkan anak remaja Anda tahu bahwa Anda ada untuk dia,meskipun dia tidak terlalu peduli, akan membuatnya merasa nyaman di sisi Anda dan mulai terbuka dengan masalahnya, yang tentu saja langka terjadi.
Perilaku lain yang mungkin meresahkan Anda adalah mengabaikan jam malam. Yang harus dilakukan orangtua sebelumnya adalah melakukan survei kecilkecilan kepada teman-teman anak, apa yang biasanya mereka harapkan di rumah. Hal ini agar pembatasan jam malam merupakan hal yang masuk akal bagi mereka dan mulai menjalaninya. Goldman menyarankan, agar remaja diberi tenggang waktu hingga 10 menit dari kesepakatan awal.
Jika mereka terlambat juga, Anda perlu mengatur konsekuensi yang harus dia terima, misalnya melarang keluar malam selama seminggu. Jika Anda merasa anak selalu pergi ke luar rumah karena tidak betah atau tidak bahagia di rumah, sebaiknya Anda berbicara dengan mereka dan mencari tahu apa penyebabnya.
Namun, jika peraturan jam malam Anda memang sudah tepat dan sesuai dengan perkembangan anak, maka saatnya Anda untuk menetapkan konsekuensi dan kemudian menegakkannya jika remaja Anda melanggar.
Ketika Anda membuat peraturan, Anda harus bersungguh-sungguh. Anda tidak dapat hanya menggertak sambal mereka karena mereka biasanya akan lebih keras. Ada perilaku buruk yang umum terjadi pada remaja, yaitu bermain dan bergaul dengan anak yang orang tua tidak suka karena bertabiat buruk yang memengaruhi tingkah lakunya.
Psikolog remaja di New York, Amerika Serikat, Susan Bartell menuturkan, biarkan anak-anak berpakaian aneh, menindik bibir mereka, atau berlaku sedikit kasar karena itulah cara bagi dia untuk diterima lingkungannya.
“Jangan dulu mengkritik mereka dengan perkataan aneh, misalnya pada Pakaian.Padahal baju itu juga yang dipakai oleh temanteman mereka.Remaja sangat terikat pada lingkungan dan sahabat. Jika Anda mengkritik anak Anda, bisa jadi mengkritik temannya secara langsung,” kata dia.
Di sisi lain, jika Anda mengetahui bahwa anak Anda berteman dengan sekelompok remaja yang bermasalah seperti tukang bolos dan pengguna narkoba, berkomunikasi menjadi anjuran penting.
”Tanpa menyalahkan mereka,ungkapkan bahwa Anda sangat peduli dengan pergaulan mereka dan khawatir dia tergoda menggunakan narkoba,” kata Bartell.
Meskipun Anda tidak bisa melarang anak untuk bergaul dengan siapa pun, namun Anda dapat turun tangan dan mencoba untuk menghindari perilaku berbahaya mereka dari awal. Jangan takut untuk meminta bantuan seorang profesional tentang cara menghadapi anak yang bergaul dengan anak berperilaku negatif. Konseling atau terapi keluarga diharapkan dapat membantu.
Di sini menjadi semakin jelas keterkaitan antara keluarga dan tumbuh kembang anak remaja. Karena keluarga adalah lembaga yang pertama dan utama dalam melaksanakan proses sosialisasi dan savilisasi pribadi anak. Di tengah keluarga anak belajar mengenal makan, cinta kasih, simpati, loyalitas, ideologi, bimbingan dan pendidikan. Keluarga memberikan pengaruh menentukan pada pembentukan watak dan kepribadian anak, dan menjadi unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Baik dan buruknya struktur keluarga memberikan dampak baik atau buruknya perkembangan jiwa dan pertumbuhan jasmani anak remaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar